Langsung ke konten utama

Populisme DanDepolitisasiPublik: Studi Kasus Jakarta

POPULISME DAN DEPOLITISASI PUBLIK: STUDI KASUS JAKARTA
   Teori Dialektika jadi teori marx ini melihat dari perkembangan masyarakat feodalisme ke masyarakat borjuasi atau kapitalisme. Seperti yang di bahas di bab tiga ini marx melihat bahwa kelas yang memiliki alat produksi dan kelas yang tidak memiliki alat produksi, seperti yang kita lihat di bab tiga ini pemerintah ini ingin mensejahterakaan rakyat nya dengan cara bekerja. Hal yang seperti ini bisa berjalan terus kalau belum terbentuk masyarakat utopia (masyarakat sosialis atau komunis).
Dinamika perubahan sosial Menurut karl marx bahwa kebijakan yang di buat oleh pemerintahan jokowi-ahok ini sudah sangat bagus, namun kebijakan-kebijakan seperti KJP dan KJS hanya bersifat sementara, bermanfaat namun hanya sesaat. Seharusnya ia harus melakukan perubahan dengan cara menata kota yang baik seperti apa, meningkatkan produktivitas kerja yang baik seperti apa sehingga menjadi berguna dan berkualitas, memberikan pendidikan gratis yang baik dan berkualitas seperti apa, dan mampu mensejahterakan rakyatnya. Lalu di mulai dengan

A . tradisional/property: hunting and fishing
B . feodal: tanah sudah mengenal sewa
C . kapitalis: kapital majikan yang menguasai alat-alat produksi dengan buruh di lain pihak.
D .sosialis: yang mempunyai hak milik adalah negara (state). Suatu masa transisi menuju komunis. Pada tahap ini masih ada negara yang mengatur, maka muncul birokrasi rakyat atau dictator ploretariat setelah negara di lebur. Maka setalah itu munculah komunis.
E . komunis: cita-cita tidak mempunyai kuasa dan dikuasai. Masyarakat komunis melihat ini sebagai suatu ideology yang harus dilaksanakan. Maka dari itu komunis lah yang melahirkan masyarakat: tanpa kelas, tanpa milik, tanpa kekuasaan dan tanpa perbedaan.

     Teori kekuasaan dan wewenang menurut Max Weber. Seperti di bab tiga ini bahwa kekuasaan adalah kemampuan untuk memaksakan kehendak meskipun sebenarnya mendapat tentangan atau tantangan dari orang lain. Kekuasaan ini adalah kemampuan untuk mempengaruhi atau menentukan sikap orang lain sesuai dengan keinginan si pemilik kekuasaan. Seperti di bab tiga ini bahwa semua kepentingan rakyat sudah di kuasai oleh politik atau negara/ pemerintah.
Wewenang adalah sistem norma yang di anggap penting yang tidak dapat di gugat. Misalnya ayah adalah anggota tertua dalam rumah tangga, anak tertua terhadap anggota yang lebih muda, kekuasaan pangeran atas pegawai rumah atau istananya, kekuasaan bangsawan atas orang yang ditaklukannya. Seperti di bab tiga ini bahwa negara punya aparatur (ideologis) kekuasaan seperti: Presiden, DPR,MPR,Keluarga,Agama. Lalu negara punya aparatur (represif) seperti : TNI, POLISI, dan lain sebagainya.

     rasional yakni bentuk wewenang yang berkembang dalam kehidupan masyarakat modern. Wewenang ini di bangun atas legitimasi (keabsahan) yang menurut pihak yang berkuasa merupakan haknya. Wewenang ini dimiliki oleh organisasi-organisasi, terutama yang bersifat politis. Misalnya jokowi datang ke masyarakat dengan blusukan.
tradisional yakni jenis weweang yang berkembang dalam kehidupan tradisional. Wewenang ini di ambil keabsahan berdasar atas tradisi yang dianggap suci.

     kharismatik yakni wewenang yang di miliki seseorang karena kualitas yang luar biasa dari dirinya. Dengan demikian wewenang kharismatik adalah penguasaan atas diri orang-orang, baik secara perdominan eksternal maupun secara perdominan internal. Wewenang kharismatik dapat di miliki oleh para dukun, para rasul, pemimpin suku, pemimpin partai, dan sebagainya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan PraKolonial

Di era sekarang ini banyak sekali anak muda yang kurang wawasan, kurang pengetahuan, sebenarnya mereka tau apa sih, ketika di tanya pendidikan prakolonial itu apa sih? Si Racap aja gak tau hadehhh, biar kita banyak tau mari kita membaca artikel yang satu ini, ingat ya makin banyak tau makin banyak deh wawasannya... Pengertian Pendidikan Prakolonial    Pendidikan Prakolonial di mengerti sebagai sebuah penyelenggaraan pendidikan yang di batasi oleh ruang waktu tertentu. Pembatasan ruang mengacu pada batas-batas politik yang terdapat di geografis tertentu sedangkan batasan waktu mengacu pada sebuah masa ketika praktik penjajahan belum dimulai. Geografis itu merujuk pada wilayah Nusantara sedangkan masa yang di maksud mengacu pada abad ke -17, yakni sebelum jan Peterson Coen melemparkan jangkar di pantai sunda kelapa.    Pada abad ini akan dibahas tentang semangat pendisikan pada masa pra-kolonial dan sisa-sisanya pada masa sekarang. Masyarakat prakolonial memiliki model pemerinntahan

Mahzab Fenomenologi Max Weber

Fenomenologi       Fenomenologi adalah satu aliran filsafat modern yang sangat berpengaruh. Salah satu tokoh utamanya adalah Edmund Husserl (1859-1935) dari Jerman. Pada prinsipnya metode fenomenologi yang dibangun oleh Husserl ingin mencapai “hakikat segala sesuatu”. Maksudnya agar mencapai “pengertian yang sebenarnya” atau “hal yang sebenarnya” yang menerobos semua gejala yang tampak. Usaha untuk mencapai hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan. Husserl mengemukakan tiga macam reduksi berikut ini :    1. Reduksi fenomenologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman kita, dengan maksud supaya mendapatkan fenomena dalam wujud yang semurni-murninya 2. Reduksi eidetis, penyaringan atau penetapan dalam tanda kurung segala hal yang bukan eidus atau inti sari atau hakekat gejala atau fenomena. Jadi hasil reduksi kedua ialah “penilikan hakikat”. Inilah pengertian yang sejati.    3. Reduksi transendental, yang harus ditempatkan diantara tanda kurung dahulu ialah eksiste

Perbedaan Filsafat Barat dan Timur

Perbedaan Antara Filsafat Barat dan Filsafat Timur  I. Filsafat Barat 1. Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. 2. Filsafat berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. 3. Tokoh utama filsafat Barat  antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre. 4. Terdapat pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. a. Ontologi membahas tentang masalah "keberadaan" (eksistensi) sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris, misalnya tentang keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata surya. b. Epistemologi mengkaji tentang pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan. Dari epistemologi inilah lahir berba