Langsung ke konten utama

Geopolitik Indonesia/Wawasan Nusantara

Geopolitik indonesia/Wawasan Nusantara

Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan politik berasal dari bahasa yunani politeia. Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya urusan. Di indonesia, geopolitik juga di sebut dengan wawasan nusantara.
Latar belakang kedudukan, fungsi, dan tujuan wawasan nusantara.
Pandangan geopolitik indonesia berlandaskan pada pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa indonesia. Wawasan nusantara mempunyai latar belakang, kedudukan, fungsi dan tujuan filosofis sebagai dasar pengembagan wawasan nasional indonesia.

A . Latar belakang Wawasan Nusantara

Falsafah Pancasila
Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah:
penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.
mengutamakan  kepentingan masyarakat dari pada individu dan golongan.
Pengambilan keputusan berdasarkan nusyawarah untuk mufakat.
Aspek kewilayahan nusantara
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena indonesia kaya akan aneka sumber daya alam (SDA) dan suku bangsa.
Aspek sosial budaya
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa agama, dan kepercayaan yang berdeda-beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antar golongan yang mengandung potensi konflik yang besar.

Aspek kesejarahan
    Negara kesatauan republik indonesia merupakan wawasan nasional indonesia yang diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara indonesia. Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan indonesia.

B . Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara sebagai ajaran yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat dalam mencapai dan mewujudkan tujuan nasional.
Wawasan nusantara dalam paradigma nasional memiliki spesifikasi: pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idil.
Undang-undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
Wawasan nasional sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
GBHN sebagai politik dan strategi nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.

C . Fungsi Wawasan Nusantara

     Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
D . Tujuan Wawasan Nusantara

Tujuan Wawasan Nusantara terdiri dari dua yaitu:
Tujuan nasional, dapat dilihat dari dalam Undang-undang 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasrkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.
E . Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara

      Kedudukan (status) wawasan nusantara adalah posisi, cara pandang, dan perilaku bangsa indonesia mengenai dirinya yang kaya akan berbagai suku bangsa, agama, bahasa, dan kondisi-lingkungan geografis yang berwujud negara kepulauan, berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Urutan sistem kehidupan nasional indonesia adalah:
Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa, dan dasar negara.
UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
Wawasan nusantara sebagai geopolitik indonesia.
Ketahanan nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara indonesia.
Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan nasional.

F . Bentuk Wawasan Nusantara

     Wawasan Nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan nasional, wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional berarti bahwa wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.
    Wawasan Nusantara sebagai pembangunan
Wawasan Nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai arti cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri serta lingkungannya selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mencakup:
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan ekonomi.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan politik.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan.

    Wawasan Nusantara sebagai wawasan pertahanan dan kemanan negara
Wawasan Nusantara sebagai wawasan pertahanan dan kemanan negara mempunyai arti pandangan geopolitik indonesia dalam linkup tanah air indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan
Wilayah Nasional perlu di tentukan batasannya, agar tidak terjadi sangketa dengan negara tetangga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan PraKolonial

Di era sekarang ini banyak sekali anak muda yang kurang wawasan, kurang pengetahuan, sebenarnya mereka tau apa sih, ketika di tanya pendidikan prakolonial itu apa sih? Si Racap aja gak tau hadehhh, biar kita banyak tau mari kita membaca artikel yang satu ini, ingat ya makin banyak tau makin banyak deh wawasannya... Pengertian Pendidikan Prakolonial    Pendidikan Prakolonial di mengerti sebagai sebuah penyelenggaraan pendidikan yang di batasi oleh ruang waktu tertentu. Pembatasan ruang mengacu pada batas-batas politik yang terdapat di geografis tertentu sedangkan batasan waktu mengacu pada sebuah masa ketika praktik penjajahan belum dimulai. Geografis itu merujuk pada wilayah Nusantara sedangkan masa yang di maksud mengacu pada abad ke -17, yakni sebelum jan Peterson Coen melemparkan jangkar di pantai sunda kelapa.    Pada abad ini akan dibahas tentang semangat pendisikan pada masa pra-kolonial dan sisa-sisanya pada masa sekarang. Masyarakat prakolonial memiliki model pemerinntahan

Mahzab Fenomenologi Max Weber

Fenomenologi       Fenomenologi adalah satu aliran filsafat modern yang sangat berpengaruh. Salah satu tokoh utamanya adalah Edmund Husserl (1859-1935) dari Jerman. Pada prinsipnya metode fenomenologi yang dibangun oleh Husserl ingin mencapai “hakikat segala sesuatu”. Maksudnya agar mencapai “pengertian yang sebenarnya” atau “hal yang sebenarnya” yang menerobos semua gejala yang tampak. Usaha untuk mencapai hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan. Husserl mengemukakan tiga macam reduksi berikut ini :    1. Reduksi fenomenologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman kita, dengan maksud supaya mendapatkan fenomena dalam wujud yang semurni-murninya 2. Reduksi eidetis, penyaringan atau penetapan dalam tanda kurung segala hal yang bukan eidus atau inti sari atau hakekat gejala atau fenomena. Jadi hasil reduksi kedua ialah “penilikan hakikat”. Inilah pengertian yang sejati.    3. Reduksi transendental, yang harus ditempatkan diantara tanda kurung dahulu ialah eksiste

Perbedaan Filsafat Barat dan Timur

Perbedaan Antara Filsafat Barat dan Filsafat Timur  I. Filsafat Barat 1. Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. 2. Filsafat berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. 3. Tokoh utama filsafat Barat  antara lain Plato, Thomas Aquinas, RĂ©ne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre. 4. Terdapat pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. a. Ontologi membahas tentang masalah "keberadaan" (eksistensi) sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris, misalnya tentang keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata surya. b. Epistemologi mengkaji tentang pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan. Dari epistemologi inilah lahir berba