Langsung ke konten utama

Filsafat &Agama

Filsafat & Agama
Pengertian Agama
Tidak mudah bagi kita untuk menentukan pengertian agama, karena sikap terhadap agama bersifat batinniah, subjektif, dan individualistis walaupun nilai-nilai yang dimiliki oleh agama bersifat universal. Kalau kita membicarakan agama, maka kita akan di pengaruhi oleh pandangan agama yang kita anut sendiri.
     Istilah agama, memiliki pengertian yang sama dengan istilah “religion” dalam bahasa inggris Bozman (Anshari,1979) mengemukakan bahwa agama dalam arti luas merupakan suatu penerimaan terhadap aturan-aturan dari suatu kekuatan yang lebih tinggi, dengan jalan melakukan hubungan yang harmonis dengan realitas yang lebih agung dari dirinya sendiri, yeng memerintahkan untuk mengadakan kebaktian, pengabdian, dan pelayanan yang setia.
   Agama bertolak dari adanya suatau kepercayaan terhadap sesuatu yang lebih berkuasa, lebih agung, lebih mulia dari manusia, dan dianggap sebagai pencipta manusia dari jagat raya ini. Agama berhubunngan dengan masalah ketuhanan, dimana manusia yang mempercayainya harus menyerahkan diri kepada-nya, mengabdikan diri sepenuhnya, karena manusia mempercayai keabadian dalam hidup ini.
  Randall dan Buchler (1942) mengemukakan bahawa ada dua bentuk agama, yaitu : 1) Religion identified with belief the supernatural, dan 2) Religion identified with faith.
Pertama agama diidentifikasikan dengan kepercayaan tehadap supranatural. Secara popular agama diartikam sebagai kepercayaan terhadap tuhan, yaitu suatu kehidupan yang supranatural. Menurut Randall & Buchler, definisi tersebut tidak cukup memadai, karena beberapa alas an antara lain: 1) suatu fakta bahwa agama hindu dan budha adalah bukan teistis dan tidak supranatural, kecuali dalam pengertian mitologi, mereka memasukan asumsi tentang supranatural, 2) banyak mereka yang beragama secara ekspilisit bukan supranatural, namun secara umum di kenal sebagai agama, contoh Spizona.
Kedua, agama diidedntifikasikan dengan kepercayaan dengan kepercayaan atau keyakinan. Keyakinann agama mencerminkan keyakinan atau kepercayaan yang berlangsung di luar apa yang telah kita alami pada masa silam atau yang kita alami pada masa yang akan datang.
Ciri-ciri Agama
Dalam Agama sekurang-kurangnya terdapat emapat cirri yaitu:
Adanya kepercayaan terhadap yang maha gaib, mahasuci, maha agung, sebagai pencipta alam semesta.
Melakukan hubungan dengan hal-hal yang diatas, dengan berbagai cara.
Adanya suatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh setiap manusia.
Menurut pandangan islam, bahawa ajaran atau doktrin tersebut telah diturunkan olah rab tidak langsung pada manusia, melalui nabi-nabi dan rasul-rasul-nya sebagai orang-orang suci.

Disini saya juga akan mengajak membaca Halaman selanjutnya tentang Sejarah Tuhan, dan saya akan memberikan pembaca menikmatinya serta memahaminya..

Sumber Buku: Pengantar Filsafat Pendidikan.Drs Uyoh Sadullah,M.Pd. penerbit: Alfabeta,Bandung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan PraKolonial

Di era sekarang ini banyak sekali anak muda yang kurang wawasan, kurang pengetahuan, sebenarnya mereka tau apa sih, ketika di tanya pendidikan prakolonial itu apa sih? Si Racap aja gak tau hadehhh, biar kita banyak tau mari kita membaca artikel yang satu ini, ingat ya makin banyak tau makin banyak deh wawasannya... Pengertian Pendidikan Prakolonial    Pendidikan Prakolonial di mengerti sebagai sebuah penyelenggaraan pendidikan yang di batasi oleh ruang waktu tertentu. Pembatasan ruang mengacu pada batas-batas politik yang terdapat di geografis tertentu sedangkan batasan waktu mengacu pada sebuah masa ketika praktik penjajahan belum dimulai. Geografis itu merujuk pada wilayah Nusantara sedangkan masa yang di maksud mengacu pada abad ke -17, yakni sebelum jan Peterson Coen melemparkan jangkar di pantai sunda kelapa.    Pada abad ini akan dibahas tentang semangat pendisikan pada masa pra-kolonial dan sisa-sisanya pada masa sekarang. Masyarakat prakolonial memiliki model pemerinntahan

Mahzab Fenomenologi Max Weber

Fenomenologi       Fenomenologi adalah satu aliran filsafat modern yang sangat berpengaruh. Salah satu tokoh utamanya adalah Edmund Husserl (1859-1935) dari Jerman. Pada prinsipnya metode fenomenologi yang dibangun oleh Husserl ingin mencapai “hakikat segala sesuatu”. Maksudnya agar mencapai “pengertian yang sebenarnya” atau “hal yang sebenarnya” yang menerobos semua gejala yang tampak. Usaha untuk mencapai hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan. Husserl mengemukakan tiga macam reduksi berikut ini :    1. Reduksi fenomenologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman kita, dengan maksud supaya mendapatkan fenomena dalam wujud yang semurni-murninya 2. Reduksi eidetis, penyaringan atau penetapan dalam tanda kurung segala hal yang bukan eidus atau inti sari atau hakekat gejala atau fenomena. Jadi hasil reduksi kedua ialah “penilikan hakikat”. Inilah pengertian yang sejati.    3. Reduksi transendental, yang harus ditempatkan diantara tanda kurung dahulu ialah eksiste

Perbedaan Filsafat Barat dan Timur

Perbedaan Antara Filsafat Barat dan Filsafat Timur  I. Filsafat Barat 1. Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. 2. Filsafat berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. 3. Tokoh utama filsafat Barat  antara lain Plato, Thomas Aquinas, RĂ©ne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre. 4. Terdapat pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. a. Ontologi membahas tentang masalah "keberadaan" (eksistensi) sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris, misalnya tentang keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata surya. b. Epistemologi mengkaji tentang pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan. Dari epistemologi inilah lahir berba