Langsung ke konten utama

Pengertian Pendidikan Kolonial

Sebenarnya pendidikan Kolonial itu apa sih? Terus seperti apa sih pendidikan kolonial itu? Nah dari pertanyaan di atas, saya sebagai penulis blog ingin berbagi pengetahuan kepada pembaca oke langsung saja..

Pengertian Pendidikan Kolonial
    Pendidikan kolonial adalah sebuah penyelenggaran pendidikan yang menggunakan asas-asas kolonial, baik metafisika, epistimologi dan aksiologi yang digunakan. Rentang waktu secara objektif adalah sejak abad ke-18 hingga abad ke-20. Kendati demikian, pendidikan kolonial terjadi pada pertentahan abad ke-19. Selama ini, pemerintah kolonial menganggap tanah jajahan yang perlu diperadabkan dengan huruf latin dan epistimologi positif.

    Marilah kita lihat bagaimana filsafat pendidikan kolonial bermaksud mengikis habis konsep-konsep pendidikan prakolonial. Konsep filosofis itu diambil dari pemikiran Tan Malaka yang memiliki hubungan erat dengan epistimologi populer pada masa itu, yakni Marxisme. Tidak ada konsep Marxisme yang begitu jelas bisa diterapkan dalam kontek indonesia kecuali Tan Malaka. Roeslan Abdulgani dalam buku sosialisme indonesia menempatkan Tan Malaka sebagai pelopor gerakan komunis di Indonesia. Gagasan-Gagasannya sangat dipengaruhi oleh tulisan Tan Malaka berjudul "Naar De Republiek Indonesia" yang di terbitkan pertama di Cantn pada april 1925 dan di terbitkan di tokyo pada 1925. Demikian pula Tulisan Tan Malaka berjudul "semangat Muda"  yang di tulis dan dicetak di manila, Filipina, 1926. Pada Tahun-tahun itu, Abdulgani juga mencatat gagasan Tan Malaka dalam " massa aksi di indonesia" yang di cetak di singapura pada 1926. Ada baiknya kita mendengar gagasan tentang Tan Malaka yang dikatakan sebagai "buronan-politik" berikut ini:
Tan malaka sendiri dalam tauh-tahun 1918-1921 itu maendapat Marxistise scholingnja tidak di indonesia, melainkan di negeri Belanda sewaktu ia belajar untuk mendapat Hoofdakte-Guru, dan sewaktu menundjungi kongres Komintren di Moskow Tahun 1922. Kerena sesudah tahun-tahun itu tan malaka hidup sebagai  buronan-politik di luar negeri, maka itulah sebabnya bahwa buku-bukunya di tulis dan di terbitkan di luar negeri (Roeslan Abdulgani,tt:27).

     Tan Malaka adalah pahlawan kemerdekaan indonesia karena dia memberikan bukti kepada bangsa tentang perjuangan yang di lakukan selama awal abad ke-20 untuk mewujudkan kemerdekaan indonesia. Diaah yangengatakan bahwa penamaan "indonesias" adalah salah. Kata Tan Malaka: " kesalahan nama indonesia itu saya pikir berasal dari sudut pandang ahli barat. "Seakan-akan india merupakan asal usul bangsa indonesia. Menurutnya " jadi sejarah, cerita dongeng, dan omong kosong hindu yang menjajah ke sini, oleh rakyat indonesia lambat laun diterima sebagai sejarahnya sendiri."Bahkan dia sendiri mengatakan " Dulu saya sendiri memakai nama indonesia" (Tan Malaka, 1999:309) dan dia menggunakan kata tersebut karena kebiasaan semata-mata.

Sumber: Buku Filsafat Pendidikan Masa Depan, Dr, Saifur Rohman, M.Hum, M.Si, Agus Wibowo, M.Pd

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan PraKolonial

Di era sekarang ini banyak sekali anak muda yang kurang wawasan, kurang pengetahuan, sebenarnya mereka tau apa sih, ketika di tanya pendidikan prakolonial itu apa sih? Si Racap aja gak tau hadehhh, biar kita banyak tau mari kita membaca artikel yang satu ini, ingat ya makin banyak tau makin banyak deh wawasannya... Pengertian Pendidikan Prakolonial    Pendidikan Prakolonial di mengerti sebagai sebuah penyelenggaraan pendidikan yang di batasi oleh ruang waktu tertentu. Pembatasan ruang mengacu pada batas-batas politik yang terdapat di geografis tertentu sedangkan batasan waktu mengacu pada sebuah masa ketika praktik penjajahan belum dimulai. Geografis itu merujuk pada wilayah Nusantara sedangkan masa yang di maksud mengacu pada abad ke -17, yakni sebelum jan Peterson Coen melemparkan jangkar di pantai sunda kelapa.    Pada abad ini akan dibahas tentang semangat pendisikan pada masa pra-kolonial dan sisa-sisanya pada masa sekarang. Masyarakat prakolonial memiliki model pemerinntahan

Mahzab Fenomenologi Max Weber

Fenomenologi       Fenomenologi adalah satu aliran filsafat modern yang sangat berpengaruh. Salah satu tokoh utamanya adalah Edmund Husserl (1859-1935) dari Jerman. Pada prinsipnya metode fenomenologi yang dibangun oleh Husserl ingin mencapai “hakikat segala sesuatu”. Maksudnya agar mencapai “pengertian yang sebenarnya” atau “hal yang sebenarnya” yang menerobos semua gejala yang tampak. Usaha untuk mencapai hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan. Husserl mengemukakan tiga macam reduksi berikut ini :    1. Reduksi fenomenologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman kita, dengan maksud supaya mendapatkan fenomena dalam wujud yang semurni-murninya 2. Reduksi eidetis, penyaringan atau penetapan dalam tanda kurung segala hal yang bukan eidus atau inti sari atau hakekat gejala atau fenomena. Jadi hasil reduksi kedua ialah “penilikan hakikat”. Inilah pengertian yang sejati.    3. Reduksi transendental, yang harus ditempatkan diantara tanda kurung dahulu ialah eksiste

Perbedaan Filsafat Barat dan Timur

Perbedaan Antara Filsafat Barat dan Filsafat Timur  I. Filsafat Barat 1. Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. 2. Filsafat berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. 3. Tokoh utama filsafat Barat  antara lain Plato, Thomas Aquinas, RĂ©ne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre. 4. Terdapat pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. a. Ontologi membahas tentang masalah "keberadaan" (eksistensi) sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris, misalnya tentang keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata surya. b. Epistemologi mengkaji tentang pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan. Dari epistemologi inilah lahir berba