Langsung ke konten utama

Kisah Dalam Kitab Kejadian Tentang Abraham & Anak Keturunannya

   mengindikasikan adanya tiga gelomabng kedatangan orang ibrani di kanaan, kawasan Israel pada era modern. Salah satunya terkait dengan Abraham dan Hebron, terjadi sekitar 1850 SM. Gelombang kedua berkaitan dengan cucu Abraham, yakub, yang diganti namanya menjadi Israel (semoga tuhan menunjukkan kekuasaannya) dia menetap di sikhem, yang sekarang menjadi kota arab Nablus di tepi barat. Alkitab menceritakan kepada kita bahwa putra yakub, yang menjadi leluhur dua belas keturunan Israel, berimigrasi ke mesir selama musim paceklik yang hebat di kanaan. Gelombang ketiga pemukiman ibrani terjadi sekitar 1200 SM ketika suku-suku yang mengaku keturunan Abraham tiba di kanaan dari mesir. Mereka mengatakan bahwa mereka telah dijadikan budak orang mesir, tetapi dimerdekakan oleh suatu ilah banama Yahweh, yangjuga merupakan tuhan pemimpin mereka, musa. Setelah mendesak masuk ke kanaan, mereka beraliansi dengan orang ibrani yang ada disana dan kemudian di sebut sbagai orang Israel Al-kitab membuat jelas bahwa orang-orang yang kita kenal sebagai bangsa Israel kuno merupakan konfederasi berbagai kelompok etnis, yang secara mendasar disatukan oleh kesetiaan mereka kepada Yahweh, tuhan musa. Akan tetapi, kisah bliblikal itu ditulis bebrapa abad setelahnya, sekitar abad kedelapan SM, meskipun jelas di sandarkan pada sumber-sumber narasi yang lebih awal.

     Dalam abad kesembilan, beberapa sarjana bliblikal jerman mengembangkan metode kritis yang menguraikan empat sumber berbeda dalam lima kitab pertama Alkitab: kejadian, keluaran, imamat bilangan, dan ulangan. Ini kemudian dikumpulkan menjadi sebuah naskah akhir yang kita kenal sabagai lima kitab muasa (pentateukh) pada abad kelima SM. Bentuk kritisme semacam ini telah menadpat banyak perlakuan keras, namun tak ada seorang pun yang mampu menciptakan teoriyang lebih memuaskan untuk menjelaskan mengaa terdapat kisah yang cukup berbeda tentang peristiwa-peristiwa bliblikal paling awal, yang karyanya dapat ditemukan dalam kitab kejadian dan keluaran , kemungkinan menulis pada abad kedelapan SM, walaupun ada yang menyebut kemungkinan penulisan di masa yang lebih awal. Salah satunya dikenal sebagai “J” karena dia menyebut nama Tuhannya dengan Yahweh”, yang lainnya di sebut “E” karena dia lebih suka menngunakan nama ketuhanan yang lebih formal, “elohim”. Pada abad kedepalan, ornag Israel telah membagi kanaan menjadi wilayah dalam dua kerajaan terpisah. J menulis di kerajaan yehuda di sebelah selatan, sementara E berasal dari kerajaan Israel si sebelah utara.
Kita akan melihat bahwa J dan E mempunyai prespekttif keagamaan yang mirip dengan tetangga mereka di timur tengah, tetapi kisah-kisah mereka memang memperlihatkan bahwa pada abad kedelapan SM, orang Israel mulai mengembangkan visi mereka sendiri yang khas. J misalnya, memulai sejarah Tuhannya dengan kisah tentang penciptaan dunia, yang , jika di bandingkan dengan Enuma Elish sangat tidak Antutias:
Ketika tuhan [Yahweh] Allah emnjadikan bumi dan langit- belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab Tuhan Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu: tetapi, ada kabut naik ke atas bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu ketika itulah tuhan allah membentuk manusia (adam) itu dari debu tanah (adanmah) dan mengembuskan napas hidup ke dalam hidungnya: demikanlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Sumber Buku: Sejarah Tuhan, Karen Armstrong, Penerbit: Mizan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan PraKolonial

Di era sekarang ini banyak sekali anak muda yang kurang wawasan, kurang pengetahuan, sebenarnya mereka tau apa sih, ketika di tanya pendidikan prakolonial itu apa sih? Si Racap aja gak tau hadehhh, biar kita banyak tau mari kita membaca artikel yang satu ini, ingat ya makin banyak tau makin banyak deh wawasannya... Pengertian Pendidikan Prakolonial    Pendidikan Prakolonial di mengerti sebagai sebuah penyelenggaraan pendidikan yang di batasi oleh ruang waktu tertentu. Pembatasan ruang mengacu pada batas-batas politik yang terdapat di geografis tertentu sedangkan batasan waktu mengacu pada sebuah masa ketika praktik penjajahan belum dimulai. Geografis itu merujuk pada wilayah Nusantara sedangkan masa yang di maksud mengacu pada abad ke -17, yakni sebelum jan Peterson Coen melemparkan jangkar di pantai sunda kelapa.    Pada abad ini akan dibahas tentang semangat pendisikan pada masa pra-kolonial dan sisa-sisanya pada masa sekarang. Masyarakat prakolonial memiliki model pemerinntahan

Mahzab Fenomenologi Max Weber

Fenomenologi       Fenomenologi adalah satu aliran filsafat modern yang sangat berpengaruh. Salah satu tokoh utamanya adalah Edmund Husserl (1859-1935) dari Jerman. Pada prinsipnya metode fenomenologi yang dibangun oleh Husserl ingin mencapai “hakikat segala sesuatu”. Maksudnya agar mencapai “pengertian yang sebenarnya” atau “hal yang sebenarnya” yang menerobos semua gejala yang tampak. Usaha untuk mencapai hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan. Husserl mengemukakan tiga macam reduksi berikut ini :    1. Reduksi fenomenologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman kita, dengan maksud supaya mendapatkan fenomena dalam wujud yang semurni-murninya 2. Reduksi eidetis, penyaringan atau penetapan dalam tanda kurung segala hal yang bukan eidus atau inti sari atau hakekat gejala atau fenomena. Jadi hasil reduksi kedua ialah “penilikan hakikat”. Inilah pengertian yang sejati.    3. Reduksi transendental, yang harus ditempatkan diantara tanda kurung dahulu ialah eksiste

Perbedaan Filsafat Barat dan Timur

Perbedaan Antara Filsafat Barat dan Filsafat Timur  I. Filsafat Barat 1. Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. 2. Filsafat berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. 3. Tokoh utama filsafat Barat  antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre. 4. Terdapat pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. a. Ontologi membahas tentang masalah "keberadaan" (eksistensi) sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris, misalnya tentang keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata surya. b. Epistemologi mengkaji tentang pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan. Dari epistemologi inilah lahir berba