Langsung ke konten utama

Sosiologi Pendidikan

     Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari aspek-aspek permasalahan pendidikan, baik itu struktur, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya, banyak sekali di kalangan mahasiswa yang mengartikan bahwa sosiologi pendidikan sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat, menurut saya ini salah, karena sosiologi pendidikan disisni bukan membahas sosiologi saja tetapi juga membahas dengan proses belajar dan sosialisasi, dan juga membahas pendidikan yang bisa dianalisis secara sosiologis. Misalnya Permasalahan sosial dan pendidikan sekolah adalah tempat dimana anak-anak belajar dan mempersiapkan diri untuk di masa depan, sehingga perlu untuk menyediakan lingkungan pendidikan yang tepat sehingga sisiwa bisa mendapatkan pendidikan dengan benar, disekolah siswa diajarakan pelajaran tentang bahasa, matematika, ilmu pengetahuan, sejarah, dan sejumlah mata pelajaran lainnya, dan meraka juga harus bisa berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersosialisasi dengan rekan-rekan mereka dan belajar bagaimana menyesuaikan diri dalam situasi sosial yang berbeda. Namun disamping itu terdapat hambatan dalam perkembangan anak-anak disekolah, yang berasal dari berbagai masalah sosial yang juga dapat mengganggu sistem pendidikan kita. Maka dari itu untuk mengatasi masalah ini pihak-pihak yang terkait harus membuat kebijakan-kebijakan tertentu atau memecahkan masalah secara sosiologis, dan banyak sekali permasalahan sosiologi pendidikan misalnya metode pengajaran, banyak sekali guru-guru yang tidak menerapkan metode pembelajaran dengan benar sehingga materi yang telah disampaikan oleh guru pun kurang menarik bagi siswa dan siswa kreativitasnya pun menurun, seharusanya guru harus bisa menguasai teknik-teknik mengajar dengan baik contoh nya sosiodrama, bermain peran, dan role playing dan sebagainya, sosiodrama adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial.

      Pada metode ini bermain peran titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Kedua istilah ini (sosiodrama dan bermain peranan), kadang- kadang juga di sebut metode dramatisasi. Hanya bedanya motede tersebut idak disiapkan terlebih dahulu naskahnya, dan apabila metode sosiodrama digunakan
Pelajaran yang di maksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang.
Pelajaran yang di maksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan.
Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan.
Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan keterampilan tertentu sehingga diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah mereka terjun dalam masyarakat kelak.
Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat dapat berangsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna bagi kehidupannya dan masa depannya kelak, terutama yang berbakat bermain darama, lakon film dan sebagainya.
Ini lah manfaat metode sosiodrama apabila di terapkan oleh guru-guru disekolah. sehingga materi yang di sampaikan oleh guru kepada siswa pun menarik dan sisiwa pun mampu mampu menggembangkan kreativitasnya. Untuk mengatasi masalah ini perlu nya pihak-pihak yang terkait harus mengunakan pendekatan sosiologis agar sosiologi pendidikan lebih maju dan berkembang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan PraKolonial

Di era sekarang ini banyak sekali anak muda yang kurang wawasan, kurang pengetahuan, sebenarnya mereka tau apa sih, ketika di tanya pendidikan prakolonial itu apa sih? Si Racap aja gak tau hadehhh, biar kita banyak tau mari kita membaca artikel yang satu ini, ingat ya makin banyak tau makin banyak deh wawasannya... Pengertian Pendidikan Prakolonial    Pendidikan Prakolonial di mengerti sebagai sebuah penyelenggaraan pendidikan yang di batasi oleh ruang waktu tertentu. Pembatasan ruang mengacu pada batas-batas politik yang terdapat di geografis tertentu sedangkan batasan waktu mengacu pada sebuah masa ketika praktik penjajahan belum dimulai. Geografis itu merujuk pada wilayah Nusantara sedangkan masa yang di maksud mengacu pada abad ke -17, yakni sebelum jan Peterson Coen melemparkan jangkar di pantai sunda kelapa.    Pada abad ini akan dibahas tentang semangat pendisikan pada masa pra-kolonial dan sisa-sisanya pada masa sekarang. Masyarakat prakolonial memiliki model pemerinntahan

Mahzab Fenomenologi Max Weber

Fenomenologi       Fenomenologi adalah satu aliran filsafat modern yang sangat berpengaruh. Salah satu tokoh utamanya adalah Edmund Husserl (1859-1935) dari Jerman. Pada prinsipnya metode fenomenologi yang dibangun oleh Husserl ingin mencapai “hakikat segala sesuatu”. Maksudnya agar mencapai “pengertian yang sebenarnya” atau “hal yang sebenarnya” yang menerobos semua gejala yang tampak. Usaha untuk mencapai hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan. Husserl mengemukakan tiga macam reduksi berikut ini :    1. Reduksi fenomenologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman kita, dengan maksud supaya mendapatkan fenomena dalam wujud yang semurni-murninya 2. Reduksi eidetis, penyaringan atau penetapan dalam tanda kurung segala hal yang bukan eidus atau inti sari atau hakekat gejala atau fenomena. Jadi hasil reduksi kedua ialah “penilikan hakikat”. Inilah pengertian yang sejati.    3. Reduksi transendental, yang harus ditempatkan diantara tanda kurung dahulu ialah eksiste

Perbedaan Filsafat Barat dan Timur

Perbedaan Antara Filsafat Barat dan Filsafat Timur  I. Filsafat Barat 1. Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. 2. Filsafat berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. 3. Tokoh utama filsafat Barat  antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre. 4. Terdapat pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. a. Ontologi membahas tentang masalah "keberadaan" (eksistensi) sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris, misalnya tentang keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata surya. b. Epistemologi mengkaji tentang pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan. Dari epistemologi inilah lahir berba