Langsung ke konten utama

Pengertian Filsafat

Pengertian Filsafat

Kata filsafat berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu dari kata "philos" dan "shopia". Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan shopia artinya kearifan atau kebijakan. Jadi arti filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Istilah filsafat sering dipergunakan secara populer dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam penggunaan secara populer, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu), dan dapat juga disebut pandangan hidup (masyarakat). Secara populer misalnya kita sering mendengar: " saya tidak suka terhadap filsafat anda tentang bisnis". "Pancasila merupakan satu-satunya falsafah hidup bangsa indonesia". Handerson(1959:16) mengemukakan: populary, philosophy means one's general view of life of women, of ideals. And of values, in the sense everyone has a philosophy of life". Di jerman dibedakan antara filsafat dengan pandangan hidup (weltanschaung). 

Filsafat diartikan sebagai suatu pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar-akarnya. Dalam pengertian lain, filsafat diartikan sebagai interprestasi atau evalusi terhadap apa yang penting atau apa yang berarti dalam kehidupan. 

Di pihak lain ada yang beranggapan bahwa filsafat sebagai cara berpikir yang kompleks, suatu pandangan yang tidak memiliki kegunaan prakris. Ada pula yang beranggapan, bahwa para filosof telah bertanggung jawab terhadap cita-cita masyarakat tertentu. Seperti halnya karl marx dan fedrick engels telah menciptakan komunisme. Thomas jefferson dan john stuart mill telah mengembangkan suatu teori yang dianut dalam nasyarakat demokratis.

John Dewey adalah peletak dasar kehidupan pragmatis di Amerika. Filsafat dapat dipelajari secara akademis, diartikan sebagai suatu pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar-akarnya (radix) mengenai segala sesuatu yang ada (wujud). "Philosophy means the attempt to conceive and present inclusive and systematic view of universe and man's in it". (Henderson. 1959: 16). Demikian henderson mengatakan. Filsafat mencoba mengajukan suatu konsep tentang alam semesta secara sistematis dan inklusif dari manusia berada di dalamnya. Oleh karena itu, filosof lebih sering menggunakan intelegansi yang tinggi dibandingkan dengan ahli sains dalam memecahkan masalah-masalah hidupnya. 

Filsafat juga diartikan juga sebagai " Berpikir reflektif dan kritis" (reflektif and crirical thingking). Namun Randall dan Bunchler (1942) memberikan kritik terhadap pengertian tersebut, dengan mengemukakan bahwa definisi tersebut tidak memuaskan karena ada beberapa alasan yaitu:

1. Tidak menunjukkan karakteristik yang berbeda antara berpikir filosofi dengan fungsi-fungsi kebudayaan dan sejarah,

2. Para ilmuwan juga berpikir reflektif dan kritis, padahal antara sains dan filsafat berbeda,

3. Ahli hukum, ahli ekonomi, juga ibu rumah tangga sewaktu-waktu berpikir reflektif dsn kritis, padahal mereka bukan filosof atau ilmuwan.

Dalam Al-Quran  dan budaya arab terdapat istilah "hikmat" yang berarti arif atau bijak. Filsafat itu sendiri bukan hikmat, melainkan cinta yang sangat mendalam terhadap hikmat. Dengan pengertian tersebut, maka filosof ialah orang yang mencintai dan mencari hikmat dan berusaha mendapatkannya. Menurut Al-Syibany (1979), hikmat mengandung kematangan pandangan dan pikiran yang jauh, pemahaman dan pengamatan yang tidak dapat di capai oleh pengetahuan saja. Dengan hikmat, filosof akan mengetahui pelaksanaan pengetahuan dan dapat melaksanakannya.

Selanjutnya Al-Syaibany mengemukakan bahwa hikmat yang dicintai oleh filosof dan selalu berusaha mencapainya mengandung lima unsur, yaitu universal, pandangan yang luas, cerdik, pandangan perenungan (mediatif, spekualtif), dan mengetahui pelaksanaan pengetahuan tersebut atau pengetahuan yang disertai dengan tindakan yang baik. Jadi, filosof atau orang arif memiliki pendangan yang serba mungkin sebatas kemampuannya.
Menurut Harlod Titus (1959) mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan dengan metodologi atau analisis bahasa secara logis dan analisis makna-makna. Filsafat diartikan sebagai "science of science". Dimana tugas utamanya memberi konsep sains.
Pada bagian lain Harlod Titus mengemukakan makna filsafat, yaitu:
1. Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta:
2. Filsafat adalah suatu metode berpikir reflektif, dan penelitian penalaran:
3. Filsafat adalah suatu perangkat masalah-masalah:
4. Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem berpikir.

Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan manusia memiliki peran yang penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya.
Dari uraian di atas penulis dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Filsafat berusaha merenungkan dan membuat garis besar dari masalah - masalah dan peristiwa-peristiwa yang pelik dari pengalaman umat manusia. Dengan kata lain filsafat sampai kepada merangkum (sinopsis) tentang pokok-pokok yang ditelahnya.

Sumber: Pengantar Filsafat Pendidikan: Drs. Uyoh Sadulloh. M.Pd./Penerbit Alfabeta.Bandung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan PraKolonial

Di era sekarang ini banyak sekali anak muda yang kurang wawasan, kurang pengetahuan, sebenarnya mereka tau apa sih, ketika di tanya pendidikan prakolonial itu apa sih? Si Racap aja gak tau hadehhh, biar kita banyak tau mari kita membaca artikel yang satu ini, ingat ya makin banyak tau makin banyak deh wawasannya... Pengertian Pendidikan Prakolonial    Pendidikan Prakolonial di mengerti sebagai sebuah penyelenggaraan pendidikan yang di batasi oleh ruang waktu tertentu. Pembatasan ruang mengacu pada batas-batas politik yang terdapat di geografis tertentu sedangkan batasan waktu mengacu pada sebuah masa ketika praktik penjajahan belum dimulai. Geografis itu merujuk pada wilayah Nusantara sedangkan masa yang di maksud mengacu pada abad ke -17, yakni sebelum jan Peterson Coen melemparkan jangkar di pantai sunda kelapa.    Pada abad ini akan dibahas tentang semangat pendisikan pada masa pra-kolonial dan sisa-sisanya pada masa sekarang. Masyarakat prakolonial memiliki model pemerinntahan

Mahzab Fenomenologi Max Weber

Fenomenologi       Fenomenologi adalah satu aliran filsafat modern yang sangat berpengaruh. Salah satu tokoh utamanya adalah Edmund Husserl (1859-1935) dari Jerman. Pada prinsipnya metode fenomenologi yang dibangun oleh Husserl ingin mencapai “hakikat segala sesuatu”. Maksudnya agar mencapai “pengertian yang sebenarnya” atau “hal yang sebenarnya” yang menerobos semua gejala yang tampak. Usaha untuk mencapai hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan. Husserl mengemukakan tiga macam reduksi berikut ini :    1. Reduksi fenomenologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman kita, dengan maksud supaya mendapatkan fenomena dalam wujud yang semurni-murninya 2. Reduksi eidetis, penyaringan atau penetapan dalam tanda kurung segala hal yang bukan eidus atau inti sari atau hakekat gejala atau fenomena. Jadi hasil reduksi kedua ialah “penilikan hakikat”. Inilah pengertian yang sejati.    3. Reduksi transendental, yang harus ditempatkan diantara tanda kurung dahulu ialah eksiste

Perbedaan Filsafat Barat dan Timur

Perbedaan Antara Filsafat Barat dan Filsafat Timur  I. Filsafat Barat 1. Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. 2. Filsafat berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. 3. Tokoh utama filsafat Barat  antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre. 4. Terdapat pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. a. Ontologi membahas tentang masalah "keberadaan" (eksistensi) sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris, misalnya tentang keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata surya. b. Epistemologi mengkaji tentang pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan. Dari epistemologi inilah lahir berba